Hanya berkisar 10 persen orangtua di Pontianak yang tidak ingin anaknya menjadi Pegawai
Negeri Sipil (PNS), sedangkan selebihnya ingin anaknya menjadi PNS. Hal itu
diungkapkan oleh Wenty Marina Minza Staf Pengajar Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada (UGM) dan peneliti pusat studi kependudukan dan
kebijakan UGM.
Wenty meng
atakan kebanyakan remaja Pontianak dibilang sukses apabila sudah
menjadi PNS. Sukses tersebut tentu saja berasal dari pengaruh keluarga, yang
menciptakan pandangan bahwa sukses ialah PNS. Ini dapat dilihat dari jumlah
tenaga kerja yang dijumpainya rata-rata hanya berkerja sebagai sales, penjaga
warung dan pencuci motor. Padahal dilihat dari tingkat pendidikan terakhir
mereka adalah SMU.
Wenty menjelaskan, remaja yang dapat bekerja dikantoran
masih terbilang sedikit, bahkan sangat jauh dari jangkauan mereka. Untuk itu
menjadi PNS adalah pekerjaan sukses yang sangat diidam-idamkan. Selain itu,
Wenty mengatakan hasil penelitian yang diperolehnya dari beberapa mahasiswa,
juga berbalik dari yang akan diharapkannya, dimana ilmu yang seharusnya mereka
dapatkan tidak mereka dapati.
“Mahasiswa yang saya wawancarai, mengeluh karena mereka
tidak mendapatkan ilmu yang seharusnya sesuai dengan jurusan yang mereka ambil.
Begitu pula dosen, hasil penelitiannya diperoleh kebanyakan mahasiswa masuk
tidak sesuai dengan jurusan yang mereka inginkan, sehinga ilmu yang diajarkan
tidak terserap sempurna,” kata Wenty.
Siklus Remaja Pontianak
REMAJA
SEKOLAH
KULIAH
KERJA
RUMAH
MENIKAH
Dari siklus remaja Pontianak
yang diungkapkan oleh Wenty, remaja kesehariannya sekolah, dilanjutkan dengan
kuliah bila memang dimungkinkan secara finansial, setelah itu sehabis kuliah
remaja mengharapkan memperoleh kerja yang sesuai dengan gaji yang mencukupi
sehingga dapat membeli rumah lalu menikah.
Siklus tersebut merupakan impian rata-rata remaja Pontianak. Diungkapkan
oleh Julia aktivis perempuan Kalbar, remaja Pontianak memiliki impian yang standar,
dimana impian tersebut hanya seputar kuliah, kerja dan menikah.
Mario Rutten pengajar di Universitas Van Amsterdam dan
merupakan peneliti relasi kapasitas-buruh dan issue globalisasi, mengatakan
bahwa saat ini, bukan hanya Indonesia, Pontianak, tapi saat ini dunia sedang
mengalami krisis global sehingga masyarakat membuming
untuk mencari pekerjaan di pemerintahan.
Psikologi PNS hidup akan
lebih aman.
Kebanyakan orang tua ingin anaknya menjadi PNS alasannya
ialah hidup akan lebih aman, kerja yang enak dan dapat pensiun. Hal ini diungkapkan
oleh Afrida, ia mengatakan orang tuanya sangat ingin ia menjadi PNS dengan
alasan PNS akan membuat hidupnya akan lebih aman, dan mendapatkan uang pensiun
kelak.
Begitu pula yang diungkapkan oleh Rapea, remaja Pontianak lulusan AMD
komputer, ia mengatakan ingin menjadi PNS, saat ini ia melanjutkan kuliah di
FKIP agar menjadi guru dan lebih banyak peluang PNS. “Kerjaan lain tidak lebih
baik, kecuali jadi anggota dewan,” ungkapnya.
Beni masyarakat Pontianak
mengatakan, kebanyakan orang tua ingin anaknya menjadi PNS ialah berangkat dari
sejarah. Pada jaman belanda, masyarakat banyak dikuras uangnya, dan tenaganya,
sehingga mereka beranggapan dari pada dikuras uangnya lebih baik kita yang
menguras.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Memet, remaja Pontianak
mengatakan, ia ingin menjadi PNS untuk merubah birokrasi, dimana saat ini PNS
dijadikan ladang untuk mencari nafkah sehingga banyak yang menyalahgunakan
jabatannya. Selain itu pendidikan saat ini tidak mampu menjawab tentang
kurangnya ilmu yang didapat.
Berbeda dengan mahsiswa FKIP ekonomi muhammad Sanjaya.
Mahasiswa angkatan 2004 ini mengatakan tak berminat untuk menjadi PNS. Menjadi
wirausaha lebih menjanjikan. sedangkan jika menjadi PNS kreativas tidak dapat
berkembang dengan sesuai keinginan.
“Dengan berwira usaha kita dapat mengatur waktu kerena tidak terikat.
Selain itu bebas mengembangkan ide “ ujar mahsiswa yang biasa dipanggil Jaya.
Nur Iskandar Pimbred Pontianak Tribun, mengatakan, saat
ini remaja harus memperoleh keterampilan
di sekolah dengan serius, karena bila digeluti secara serius akan memperoleh
keterampilan dan akan mampu bersaing didunia kerja dan gajinya tidak kalah
dengan gaji PNS.
“keluarga juga punya peranan penting, dimana satuan keluarga
harus membukakan cakrawala untuk anaknya mencari kerja apa saja selain PNS
sesuai dengan keterampialan yang digelutinya,” kata Nur is
Nur is mengungkapkan untuk menjadi sukses tidaklah harus
terpenuhinya secara materi tapi kapuasan batiniah karena itu cobalah menjalani
sesuatu dengan kesabaran, yang saya lihat saat ini anak muda banyak yang manja
dan malas.
Lain halnya dengan Julia pekerja issue perempuan dan masyarakat adat Kalbar, mengatakan anak remaja
biasanya diburuh kemandirian secara finansial, sehingga menyebankan mereka
memilih pekerjaan yang aman dan tidak menanggung resiko.
0 komentar:
Posting Komentar