Thank's For

Tampilkan postingan dengan label Humaniora. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Humaniora. Tampilkan semua postingan

Lindungi Anak Dari Eksploitasi


Toni melangkah gontai sambil memegang kaleng bekas dengan lubang di tutupnya. Anak bertubuh gendut ini tak peduli tatapan sekitar akan baju ungunya yang lusuh dan celana robeknya. Jumat (20/11).
“Bang sedekahnya bang,” ucapnya pada salah satu pengunjung Kantin Yusra dengan mata memelas.

Pengamen...oh....pengamen



Siang masih akrab dengan teriknya. Debu-debu ringan menyapa wajah-wajah yang terlihat lelah, penat, dan juga gerah. Suara-suara berisik ramai mewarnai hiruk pikuk terminal Batulayang, Siantan, Kecamatan Pontianak Utara. Ada pedagang asongan yang hilir mudik menawarkan dagangannya, ada kondektur yang setengah berteriak memanggil penumpang, suara iringan musik dangdut dari pos penjagaan, deru kendaraan yang baru tiba di terminal atau deru kendaraan yang hendak berangkat ke daerah tujuan masing-masing dan lain-lainnya.

CALO : Mengais Rezeki di Lahan Gersang (Humanoira))





CALO : Mengais Rezeki di Lahan Gersang

Oleh: AGUS WAHYUNI


Panasnya matahari membakar telapak kaki// Siang itu di sebuah terminal yang tak rapi// Wajah Pejalan kaki murung mengutuk hari// Jari-jari kekar kondektur genit goda Siang itu disebuah terminal yang tak rapi// Dari sebelah warung sebuah wc umum irama melaju terdengar akrab mengalir// Iringi, deru mesin-mesin// Iringi, tangis yang kemarin.”

Penggalan bait diatas, salah satu lirik dari lagunya Iwan Fals yang berjudul “terminal”.  Lagu yang menggambarkan kerasnya kehidupan serta sulitnya mengais rezeki di terminal yang gersang. Penuh persaingan, saling sikut, menjatuhkan, dan berprinsipkan “siapa cepat ia dapat”.

Spirit Baru Menuju Lido


Mentari menampakkan wajahnya yang bulat berwarna kuning kemerah-merahan di balik kumpulan asap dan kabut di ufuk timur. Pagi itu hawa panas sedang membakar kulit ari penduduk Borneo. Ditambah dengan perihnya saluran pernapasan akibat asap yang berasal dari pembakaran lahan gambut yang merata di pelosok rimba kala musim kering tiba.
Memang telah menjadi kebiasaan bagi petani daerah setempat, mereka pasti membakar lahan pertanian untuk memulai kegiatan bercocok tanam. Dan hal ini tentu saja berdampak negatif bagi penduduk kota karena asap kabut tersebut mengepung kota selama berhari-hari. Bahkan pernah juga mampir ke negara tetangga seperti Kota Singa dan Negeri Malaya.

Berharap adanya wisata air di Pontianak


Indonesia merupakan Negara yang memiliki asset wisata yang sangat besar. Pariwisata sebagai gejala industry seharusnya mampu menopang perekonomian masyarakatnya serta memberikan dukungan devisa bagi Indonesia. Kalimatan Barat merupakan provinsi yang memiliki beraneka ragam objeck wisata dan multi cultural, namun kurangnya perhatian pemerintah dalam membenahi berbagai objeck wisata membuat daerah ini kurang diminati wisatawan local maupun mancanegara untuk berkunjung.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan