Tes toefl Merupakan tes untuk memberikan gambaran
atau mengukur kemampuan berbahasa inggris seorang mahasiswa apakah baik atau
tidak dengan ukuran skor tertentu. Dalam tes Toefl ini tidak ada istilah lulus
dan tidak lulus, tapi kalau dihubungkan dengan peraturan yang dikeluarkan oleh
Untan,
Untan mensyaratkan seorang
mahasiswa tertentu dan
dengan angkatan tertentu harus mencapai skor atau standar tertentu. Misalkan untuk angkatan 2008, 2009 dan 2010, mahasiswa
harus mencapai skor toefl 420 untu semua Fakultas, dan untuk angkatan 2010 dan
2011, mahasiswa harus mencapai skor toefl 425.
Dikarenakan tes toefl ini merupakan salah satu sarat
dalam menyelesaikan tugas akhir mahasiswa atau syarat untuk mengikuti ujian
skripsi bagi seorang mahsiswa, maka hal inipun mendapat perhatian khusus dari
pihak Untan, karena dari tahun-ketahun yang menjdi penghalang terbesar
mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhirnya ialah tes toefl.
Untuk mengatasi supaya permasalahan tes toefl
tersebut pihak Universitas mengeluarkan
surat keputusan Rektor Universitas Tanjungpura No. 639 a/H22/KL/2009, tentang
skor minimal Tes Toefl Prediction sebagai prasyarat mengikuti ujian skripsi
bagi mahasiswa Untan angkatan 2008/2009, 2009/2010 dan 2010/2011.
Dimana didalam
keputusan ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh kita semua, yang
kiranya perlu pertimbangan-pertimbangan, mengingat hal ini bersangkutan
langsung dengan mahsiswanya, diantaranya isi dari keputusan itu ialah sebagai
berikut : Bagi mahasiswa yang telah mengikuti tes Toefl Prediction di UPT
bahasa sebanyak lima kali dalam rentang lima bulan berturut turut (untuk
angkatan 2010 kebawah) dan tiga kali berturut turut untuk semester gasal
angkatan 2010/2011 dan seterusnya, tapi belum mencapai skor standar dapat
mengikuti pelatihan toefl yang diselenggarakan secara institusional melalui UPT
Bahasa Untan dengan ketentuan jumlah kehadiran pelatihan minimal 90% dan harus
mengikuti pre-test dan post test (ketentuan keenam).
Peserta pelatihan
yang telah menyelesaikan pelatihan dan memenuhi persyaratan yang ditentukan,
akan mendapatkan sertifikat pelatihan tes toefl prediction (ketentuan ketujuh), dan sertipikat tes toefl prediction
atau pelatihan tes toefl prediction di UPT Bahasa dapat digunakan untuk memenuhi
persyaratan mengikuti ujian skripsi bagi mahasiswa yang bersangkutan (ketentuan
kedelapan).
“Kebijakan tersebut ibarat buah simalakama yang mana
mempunyai dua sisi yang berbeda, satu sisi merobohkan cita-cita untuk
meningkatkan kualitas bahasa inggris di Untan, dan kita ingin mahasiswa lulusan
Untan itu punya bahasa inggris yang baik, harus sarjana yang benar-benar bisa
dalam bahasa inggrisnya, disisi lain mahasiswa tidak mampu.
Dalam hal ini mau tidak mau kita kasih lubang
sedikit untuk dia bisa keluar melalui pelatihan itu tadi, dan setiap mahasiswa
yang ikut pelatihan dianggap lulus, walaupun sebenarnya ia tidak lulus,
dianggap telah memenuhi persyaratan tuefl, dengan syarat minimal dia harus
hadir dalam pelatihan tersebut 90%, jika dibawah 90% dia hadir maka
konsekuensinya dia tidak mendapatkan sertipikat”, ujar Urai Salam, phd dosen
FKIP Prodi Bahasa Inggris dan sekaligus Koordinator UPT Bahasa Untan.
Didalam pelatihan tersebut ada dua kategori, yang
pertama ada yang satu bulan dengan enam kali pertemuan perminggunya dan ada
pula yang dua bulan dengan tiga kali pertemuannya hingga mencapai dua puluh
empat kali pertemuan, dan setelah mengikuti pelatihan tersebut diadakan lagi
tes Toefl yang terakhir.
untuk melihar
sejauh mana perrkembangan dari hasil pelatihan tersebut, setelah hasilnya
keluar hanya ada tiga kemungkinan yang terjadi, yaitu mengalami peningkatan,
tetap dan menurun, tapi apa pun hasilnya setiap mahasiswa akan diberikan
keringanan untuk memilih skor tertiggi dari beberapa tes yang telah dia ikuti,
dan hasil itulah yang nantinya akan dimasukkan dalam sertipikat tes Toefl tersebut.
Sertipikat ini
sebagai pengganti standar tes Toefl tersebut. Mahasiswa akan diberikan dua
sertipikat, satu sertipikat nilai tes toeflnya dan satunya sertipikat pelatihan
dan nantinya kedua sertipikar ini akan digunakan untuk mengikuti ujian akhir
dan menurut aturan atau menurut SK Rektor pihak Fakultas tidak boleh menolak
sertipikat tersebut, yang merupakan bukti bahwa ia telah memenuhi syarat.
Jika ada
pihak Untan yang menolaknya mahsiswa punya hak untuk komplen dan bisa menajukan
komplen pada pihak Univessitas yang lebih tinggi, misalnya kepada Dekannya atau
pun yang lainya yang lebih tinggi. Untuk pendanaan dalam pelatihan tersebut
akan dibebankan kepada mahasiswa sendiri dengan dua perbedaan biaya, Rp
225.000,00 untuk kelas pagi dan Rp 325.000,00 untuk kelas malam.
Urai Salam, Phd menambahkan, “sebenarnya tujuan
diadakannya pelatihannya ini kami hanya ingin menolong mahasiswa, supaya jangan
sampai gara-gara toefl dia tidak lulus, dan kita harus bisa menerima kenyataan
bahwa lulusan Untan belum mampu bersaing dari segi nilai bahasa inggrisya, dan
saya memperkirakan hanya mungkin 1-2% saja mahasiswa Untan yang lulus dari
Untan dengan nilai toeflnya yang baik.
Sebab setiap
penerimaan mahasiswa baru, kita mengadakan tes toefl tersebut untuk mengukur
input kualitas bahasa inggris masiswa yang masuk ke Untan ini. dan saya
meyakini bagusnya kualitas bahasa inggris mahasiswa itu bukan dikarenakan hasil
dari tes toefl tersebut, melainkan karena mahsiswa itu sendiri yang mau belajar
bahasa inggris dengan baik, kecuali mahasiswa pendidikan bahasa inggris, itu
lain lagi.
0 komentar:
Posting Komentar