Mengenal Sosok Hamzar
Oleh: Tan Erwin
Hamzar,
begitulah biasa ia disapa oleh teman seangkatannya. Pria kelahiran Mensere,
Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, 11 April 1965. Pria ini tidak dikenal banyak
orang di kalangan mahaiswa, Tapi, pria ini juga seorang mahasiswa, Mahasiswa
Guru dalam Jabatan 2011/2012, Mulai dari 26 Juni-09 Juli 2012. Kesungguhan hati
untuk belajar dan belajar yang ditanamkan dalam hati. Pria ini juga pernah
kuliah di Universitas Tanjungpura di Fakultas FKIP jurusan Matematika, pada tahun
1987 sebagai Diploma II (DII).
Kesungguhan
hati untuk bekerja melekat pada diri Hamzar. Setelah menamatkan perkuliahan
pada tahun 1990 sebagai DII, Beliau langsung mengabdikan diri ke kampong
halaman, Mensere. Beliau mengajar sebagai guru honorer di SMP Bakti pada tahun
1990 dengan gaji perbulan Rp 24.000. Namun, dengan gaji tersebut sekali pun tak
menyurutkan semangatnya untuk mengajar di berbagai sekolah.” Sejak tamat kuliah
tahun 90, saya mulai mengajar diberbagai sekolah, seperti SMP Bhakti, At Taqwa,
dan A Falah.” Kata Hamzar.
Beberapa
lama ia mengajar mengabdikan diri di kampung halaman. Hamzar ditunjuk sebagai
kepala sekolah oleh Yayasan Bhakti di SMP Bhakti 2000-2002. Setelah itu,
menjadi kepala sekolah Madrasah Aliah 2003-2005.
Perjalanan
waktu yang demikian panjang, ternyata Hamzar tak hanya menjadi guru honorer di
daerahnya. Jiwa dedikasi yang melekat dalam dirinya, ia dipercaya sebagai
Kepala Desa (Kades) di desa Mensere pada tahun 2005. Mengajar mengabdi kepada
siswa sekaligus menjadi orang nomor satu di desanya untuk melayani masyarakat
setempat.
Tepatlah
pada tahun 2007. Hamzar diangkat menjadi PNS di Kabupaten Sambas, Kecamatan
Sambas, Desa Tebas. “Pada tahun 2007 saya mengikuti tes PNS dan Alhamdulillah
hasilnya memuaskan. Saya lulus sebagai PNS.” Katanya sembari menghela rambut.
Setelah
tamat kuliah dan menjadi guru, kini Hamzar kembali kuliah dan menjadi
mahasiswa. Suka duka menjalani kehidupan mahasiswa pun dirasakannya. Mengalami
Ospek yang dikerjakan oleh senior. “Saya juga merasakan dikerjakan senior waktu
ospek. Saya disuruh sikat gigi tanpa odol dan tanpa air.” Kenangnya.
Pesan
yang disampaikannya kepada mahasiswa, khususnya mahasiswa yang merantau untuk
jangan menyia-nyiakan waktu. “Waktu jangan disia-siakan karena orang tua menunggu
kesuksesan kita.” Katanya.
0 komentar:
Posting Komentar