Thank's For

infrastruktur jalan di Kalbar mengkhawatirkan


WAWANCARA UTAMA
Kondisi infrastruktur jalan di Kalbar memang mengkhawatirkan. Mimbar Untan berkesempatan mewawancarai salah satu dosen Fakultas Teknik Sipil Untan, Prof. Abdul Hamid M.Eng. Simak petikan wawancara mengupas di balik penyebab kerusakan jalan tersebut.


Menurut Bapak, bagaimana kondisi jalan di Kalbar?
Jalan sebagai prasarana infrastruktur untuk Kalbar sering mengalami problem. Pertama, dikarenaka
n kondisi tanah dasar yang berupa soft soil (tanah lunak), cost-nya dinilai sangat mahal. Kedua yaitu akibat pembebanan yang melebihi daya dukung atau kekuatan jalan, faktor kondisi tanah lokal di daerah itu, dan sistem drainase yang kurang bagus. Untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan ini dana pemerintah sangat terbatas. Pemprov dan pemerintah pusat bekerjasama dalam memenejemen jalan. Terkadang masyarakat menuntut adanya jalan, namun ketika jalan sudah ada malah seolah-olah dibiarkan.

Bagaimana perbandingan manajemen jalan di luar negeri dengan di Kalbar?
Di luar negeri terdapat penanganan khusus mengenai manajemen jalan dan infrastrukturnya. Di sana mereka lengkap dengan desain. Umpamanya untuk daerah yang akan dibangun jalan harus diketahui dan direncanakan terlebih dahulu berapa ton berat kendaraan yang akan melewatinya. Misalnya 10 ton atau 20 ton sehingga dapat diukur tebal kekerasan jalan. Sedangkan di daerah kita selama ini kualitas jalan dan daya dukungnya tidak sebanding.

Idealnya manajemen jalan di daerah kita bagaimana Pak?
Pertama, harus ada yang menangani masalah infrastruktur jalan katakanlah secara regional. Kedua, harus dilakukan peninjauan secara prioritas. Ketiga harus diketahui beban apa saja yang akan melewati jalan tersebut.

Berapa beban ideal untuk melewati jalan?
Tergantung pada desain mereka, kalau yang bagus direncanakan sebelumnya. Umpamanya untuk pembuatan ruas jalan yang dilalui truk bermuatan kelapa sawit 4 atau 5 ton, maka didesain sesuai dengan kemampuan, jangan melebihi. Problem kita, selama Pemprov dan Pemkab tidak mengatur beban tersebut maka jalan tetap akan sering rusak. Sayang dengan uang yang dikeluarkan. Untuk membangun jalan tidak gampang, harus ada kontrol kualitas. Saat ini kontrol kualitas terlihat tidak ada.

Di Pontianak apa ada perencanaan pengaturan untuk beban?
Ada, setiap desain harus ada. Tapi saya lihat tidak ada manajemen jalan dan kontrol. Jalan hanya mampu 4 ton tapi dibebani 6 sampai 8 ton, lama-lama jalan pasti hancur.

Bagaimana pengaturan yang dilakukan Dinas PU?
Tergantung pada status jalan itu. Sekali lagi tidak adanya kontrol beban. Perbaikan hanya dilakukan percuma seakan-akan membuang uang. Kasihan pemerintah menyediakan anggaran sekian puluh milyar untuk perbaikan jalan. Dengan kondisi sekarang kontraktor untung berapa, belum lagi pajak, sehingga yang dapat dilaksanakan hanya sekitar 60 persen saja.

Apakah Jembatan Timbang di daerah kita sudah berfungsi secara optimal?
Belum optimal, seharusnya berfungsi sesuai dengan batas yang telah ditentukan. Jika melebihi batas diturunkan bebannya. Jika Jembatan Timbang berfungsi sesuai dengan pengawasan maka tidak akan terjadi kerusakan jalan. Sekarang ini berfungsi hanya sekadarnya saja.

Untuk membuka jalan baru, apakah harus ada penelitian?
Seharusnya ada, ini berpengaruh pada pengukuran jalan dan kontrol sejauh mana yang akan dibangun. Jika membuka jalan baru dikenal ada yang namanya cut and fill (memotong dan mengisi) untuk daerah perbukitan. Jadi ada sistem seperti itu, juga dilihat dari kondisi tanah dasar.

Kalbar yang sebagian besar didominasi tanah gambut bagaimana penanganannya?
Tanah gambut merupakan soft soil atau tanah lunak yang mengandung kadar air yang cukup tinggi dan tanahnya bersifat labil sehingga pengolahannya mahal. Secara tradisional dengan menggunakan pasir yang dimasukkan ke dalam karung ditimbun dan diikat.

Di daerah Rasau, jalan utamanya terdapat penyemenan seperti digit pavement namun terkadang jalan itu tetap saja rusak, bagaimana dengan hal itu?
Biasanya digit pavement harus tebal. Seharusnya ada cost dasar pada pembuatan awal yang mahal. Tapi maintenance cost-nya murah. Dulu di daerah kita pembangunan jalan terlihat murah jika panjang, tapi pemeliharaannya yang mahal. Biaya awal memang mahal, namun pemeliharaannya jarang sekali. Sekian puluh tahun baru ada perbaikan atau rehab. Apabila terjadi lubang itupun hanya ditutupi aspal. Hal yang sama juga dialami pada jalan daerah Wajok sampai Peniti.


Untuk jalan di Kalbar, strategi apa yang digunakan?
Ini perlu survey, karena wilayah Kalbar saja banyak permasalahannya. Banyak sungai mengalir dan kondisi tanah yang lunak. Jika saya lihat di sini banyak menggunakan sistem tambal sulam. Tapi sistem ini lebih mahal karena rusaknya lebih banyak. Padahal seharusnya biaya maintenance lebih murah. Seharusnya masyarakat berani ngomong dengan Bupati, jangan hanya diam saja.

Apa saja keuntungan dan kerugian dari sistem tambal sulam?
Susah untuk diprediksi. Tambal sulam tidak baik, jika direhab di samping menambal dilapisi juga. Jalan itu tergantung pada tanah dasarnya. Proyek jalan harus dapat menjaga tanah dasar. [](END)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan