Thank's For

Nasib Penyu di Tanjung Belimbing Desa Tomajok

Pada 28 Juli hingga 2 Agustus lalu, kami, tim yang di utus World Wide Foundation (WWF) datang ke Desa Tomajok, Kabupaten Sambas, Kalbar menyusuri pantai Tanjung Belimbing untuk melihat penyu. Penyu sudah ada sejak sekitar 220 juta tahun yang lalu, sebelum dinosaurus ada. Penyu yang dilindungi ada tujuh jenis. Enam diantaranya yakni Penyu Belimbing, Penyu Hijau, Penyu Tempayan, Penyu Pipih, Penyu sisik dan penyu lengkang ada di Indonesia.  Di Tanjung Belimbing sendiri ada Penyu Lekang, Penyu Belimbing, Penyu Sisik dan Penyu Hijau. Keempat jenis penyu ini terancam punah.
 Konon  hewan yang dapat bermigrasi jauh dan hidup diberbagai habitat ini dijadikan simbol umur panjang, kesuburan dan kekuatan. Jumlah penyu di pantai belimbing atau pantai perawan ini terbesar di Kalbar. Untuk sampai ke desa ini dengan bis dari Pontianak memakan waktu 6 jam sampai Desa Paloh. Dilanjutkan dengan menumpang kapal tambang 2 not selama 5 jam.
Desa ini, juga bisa dijangkau dengan jalan darat, namun harus melewati jalan setapak yang dikelilingi hutan. Dimana jalan yang dilewati tidak ada satupun rumah penduduk. Boleh dikatakan desa ini berada di tengah laut. Biasanya orang mengenal desa ini dengan pulau Tomajok.
Ancaman Penyu
Penyu betina naik ke Pantai di Musim peneluran (Juni-September). Dalam satu musim peneluran penyu betina bisa bertelur antara 5-7 kali. Jarak antara tiap peneluran sekitar 2 minggu. Tiap musim peneluran seekor penyu bisa mengubur 130 butir telur di dalam  pasir pantai. Setelah bertelur, penyu akan kembali ke laut.
Di masa ini sering terjadi pencurian telur penyu. Selain dimakan babi dan musang. Telur penyu juga di jual untuk di konsumsi masyarakat karena dipercaya dapat meningkatkan gairah seksual pria dan kandungan proteinnya jauh lebih tinggi dari telur ayam.
Faktanya mengonsumsi telur penyu bisa meningkatkan resiko gangguan syaraf, penyakit ginjal, kanker hati, berpengaruh pada perkembangan janin dan anak serta  impotensi.
Hal ini dikarnakan penyu (daging, organ, darah dan telur) terindikasi mengandung parasit, bakteria, biotoksin dan logam berat. Kolesterol telur penyu sangat tinggi yang berpotensi menyumbat pembuluh darah termasuk pembuluh darah di sekitar alat vital pria. Selain itu kandungan protein telur penyu 13,04% sedangkan telur ayam 11,80%.
Saat ini telur penyu sudah langka. Tidak seperti tahun 80-an. Dimana telur penyu menjadi symbol kebudayaan bagi masyarakat sekitar, yang dulu kita kenal dengan budaya lempar telur penyu.
Demikian diungkapkan warga Sibubus, kecamatan Paloh Haryadi 43). Adapun sebab berkurangnya telur penyu karena banyak telur penyu yang dijual di luar daerah, dengan harga Rp.1300-Rp1500/ biji.
Padahal Undang-Undang No.5/1990 sudah melarang penyu (termasuk telur penyu) untuk diambil dan diperjualbelikan dengan sanksi kurungan maksimal lima tahun dan denda maksimal 100 juta rupiah.
Sebagian penyu di Indonesia diselundupkan ke pasar terbesar perdagangan penyu, yakni Cina untuk makanan maupun obat tradisional. Padahal sejak 2001, cina sudah melarang impor penyu dari Kamboja, Thailand dan Indonesia.
“Sejak dilakukan penangkaran oleh orang KSDA kita sudah tidak lagi boleh mengambil telur, dan adanya perubahan pengawasan dari kecamatan ke Provinsi,” jelas Haryadi.
Di tempat ini, akan dibagun Pelabuhan Intenasional yang dianggap akan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Hal ini akan mengganggu habitat penyu.
“Upaya penyelamatan penyu terkait rencana pembangunan pelabuhan internasional, agaknya terkendala karena kurangnya dukungan masayarakat. Masyarakat menyetujui pembangunan pelabuhan yang disinyalir mengangkat perekonomian mereka,”  kata salah satu monitoring Penyu, Dwi.
Dijelaskan Kepala Desa Tomajok Mulyadi, pembangunan baik berupa jalan dan gedung dikonsepkan agar tidak menganggu penyu sehingga kelestarianya tetap terpelihara.
“Konsep pembangunan tetap dilaksanakan, namun tetap diperhatikan agar penyu tidak terganggu,” katanya.
            Aktivitas manusia juga dapat mengurangi populasi penyu dengan kail pancingan dan limbah/plastik di laut.[] (Agustinah)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan