Thank's For

PENGEMBANGAN PENELITIAN TANAMAN OBAT MELALUI AGROMEDISIN

Skrining komponen yang bersifat biologik aktif dari tumbuhan obat merupakan satu faktor kunci yang penting untuk pengembangan penemuan obat baru. Indonesia mempunyai 25.000-30.000 spesies tanaman. Sekitar 6.000 spesies telah dilakukan penelitian. Selain itu Indonesia juga mempunyai pengetahuan tanaman obat yang dimiliki oleh sekitar 370 suku yang tersebar di seluruh nusantara (Sidik, 1999; Kardono et al., 2003)
            Penelitian tentang obat dari bahan alam dalam 30 tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Penelitian meliputi berbagai hal yang terkait dengan sumber, penyebaran, budidaya, metode ekstraksi, uji farmakologi, formulasi, uji klinis dan lain sebagainya, baik yang berasal dari mineral, flora, fauna darat maupun laut. Penelitian mengenai tanaman obat pada dasarnya untuk menjawab apa dan mengapa tanaman obat tersebut berkhasiat, sehingga diperoleh dasar-dasar ilmiah untuk pengembangannya  ke arah fitofarmaka dan penemuan obat baru.
            Selama ini penelitian yang dilakukan oleh kelompok-kelompok penelitian belum berlangsung secara menyeluruh dan multidisiplin. Pada umumnya penelitian yang dilakukan cenderung menunjukkan keegoan disiplin ilmu tertentu dan penelitian juga terbatas untuk bidang tertentu saja serta belum menyentuh sudut pandang yang utuh. Penelitian yang dilakukan kadang-kadang meliputi segi budidaya saja, farmakognosi dan fitokimia, farmakologi, mikrobiologi dan sebagainya. Penelitian yang menyeluruh memang agak sulit dilakukan karena memerlukan pendanaan yang besar, koordinasi berbagai bidang dan harus menunggu hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan.
            Pengembangan penelitian kandungan kimia tumbuhan harus diselaraskan dengan persyaratan untuk substansi kimia yang baru. Pada penelitian tumbuhan obat secara klasik, ekstrak suatu tumbuhan diteliti dalam prosedur penapisan farmakologis. Bila ditemukan suatu aktivitas maka mulailah dilakukan isolasi bahan aktif tersebut. Melalui metode fisiko kimia yang saat ini berkembang dengan pesat maka tidak hanya struktur kimianya saja yang dapat dielusidasi melainkan juga stereokimianya dalam waktu singkat. Kemudian dilakukan konformasi struktur kimia dengan cara sintesis. Ternyata dalam beberapa kasus tiap-tiap kandungan tumbuhan yang aktif tersebut, penelitian akan berakhir dengan perolehan beberapa miligram kristal substansi dan elusidasi strukturnya Untuk menetapkan khasiat farmakologis yang lengkap maka sejumlah besar bahan tumbuhan harus diekstraksi atau prosedur sintesis praktis harus diterapkan. Tetapi kemudian muncul keadaan bahwa kandungan tumbuhan  itu haruslah dikembangkan seperti halnya senyawa hasil sintesis tetapi menghasilkan pemurnian yang cukup memuaskan. Penelitian-penelitian yang menghasilkan senyawa murni masih terpisah-pisah sehingga pengembangan senyawa hasil penelitian tersebut untuk dijadikan obat memerlukan waktu yang panjang dan menunggu investor yang mau mengembangkannya untuk industri.
            Sampai saat ini di Indonesia belum banyak industri farmasi yang merupakan research company yang menghasilkan bahan baku obat aktif. Salah satu hal yang menarik dikembangkan adalah pengelolaan agromedisin. Agromedisin adalah suatu pola pengembangan tanaman obat yang multidisiplin dengan memanfaatkan berbagai disiplin ilmu dengan tahap-tahap proses berupa penyediaan bahan baku simplisia, ekstraksi dan pemurnian ekstrak, kelompok senyawa dan senyawa murni bioaktif,  dan modifikasi struktur senyawa aktif.
            Penelitian tanaman obat harus terus dilakukan dengan tetap memperhatikan kelestarian keanekaragaman hayati. Pengembangan penelitian ini juga harus menyeluruh dengan kerjasama berbagai disiplin ilmu. Langkah pertama yang dilakukan untuk menciptakan agromedisin yaitu melalui pencarian informasi mengenai tanaman obat yang secara empiris digunakan masyarakat untuk pengobatan tradisional. Hal ini dapat dilakukan melalui penelusuran cerita rakyat, ketidaksengajaan, penjelajahan terhadap bahan alam maupun modifikasi molekul yang telah ada (Sidik, 1999).
            Agromedisin dapat sebagai tempat pelestarian, penelitian dan pengembangan sumber daya alam tanaman obat, sumber bahan baku industri farmasi, area agrowisata medisinal yang melibatkan berbagai disiplin ilmu. Agromedisin dapat menampung beberapa tanaman khas lokal yang berkhasiat obat. Penelitian-penelitian tanaman obat tropis sangat banyak dan cenderung terpisah-pisah sehingga manfaatnya kurang dirasakan oleh masyarakat banyak karena waktu penelitian terlalu panjang dan tidak ada kerjasama antar disiplin ilmu. Hal ini dapat diatasi dengan pengembangan agromedisin yang terkoordinasi dengan berbagai institusi akademik, pemerintah dan kalangan industri farmasi.[Ari]

Oleh: Ari Widiyantoro, M.Si *
*Jurusan Kimia FMIPA Universitas Tanjungpura
Jl. A. Yani Pontianak
E-mail: ariyant2@yahoo.com


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan