Usianya
yang telah mencapai ± 51 tahun Universitas Tanjungpura masih terkendala dengan
sistem yang berjalan di dalamnya.
Terutama adalah sistem transparansi, sebab banyak mahasiswa yang
merupakan elemen di dunia universitas merasakan ketidakpuasan akan transparansi
yang di terapkan.
“Transparansi
sih belum terlalu terbuka yah, karena menurut saya informasi itu
tidak langsung sampai kepada mahasiswa,”tutur Enki, seorang mahasiswa Fakultas
Kedokteran. Dia juga berharap kepada penggerak sistem yang ada di Untan agar
transparansi lebih memuaskan, semua anggaran yang sedang dalam perencanakan
ditempel melalui mading kampus.
Tanggapan yang hampir sama juga
dilontarkan Benedikta, seorang mahasiswi FKIP, ia merasa kurang puas dengan
transparansi yang berjalan. Bene mengatakan, bahwa informasi anggaran pendanaan tidak sampai langsung
kepada mahasiswa, harapan yang diinginkan agar transparansi terasa memuaskan
seharusnya ketua prodi setiap sebulan sekali memberitahukan aliran dana yang
ada di untan dan fakultas.
Pendapat
lain muncul dari kalangan pembantu dekan II (selanjutnya Pudek II), karena
mereka adalah yang berperan dalam penanganan keuangan di fakultas. Sri Ismawati
Pembantu Dekan II Fakultas Hukum mengatan bahwa transparansi aliran dana yang
ada di untan sudah cukup transparan, sebab semenjak adanya sistem satu pintu di
mana semua uang yang masuk ke untan adalah ke satu rekening hal itu lebih
mempermudah untuk melihat ketransparanannya.” Pendapat hampir serupa juga muncul
“transparansi,sudah cukup tansparan,jelas karena Untan sekarangkan menggunakan
sistem satu pintu, yaitu semua aliran dana yang masuk ataupu keluar lebih mudah
dikontrol.” Tutur Jamalia Pudek II Fakultas Ekonomi. Mereka berpendapat bahwa transparansi Aliran
dana yang ada di Untan sudah cukup transparan dikarenakan adanya sistem baru
keuangan Untan yaitu sistem satu pintu di mana semua dana yang masuk dan keluar
di untan melalui satu rekening.
Ketua
BEM fakultas ekonomi Wiwin, menangapi transparansi aliran dana di Untan bahwa
persoalan yang terkait erat dan baru di rasakan berkenaan dengan teransparansi
adalah adanya biaya tambahan di pembayaran semester, meurutnya rincian “biaya
tambahan” itu masih terlalu umum dan jumlah yang harus dikeluarkan cukup besar
sehingga kita tidak tahu untuk apa dana itu digunakan. Seorang anggota BEM Untan Mulyadi juga
memiliki presepsi yang sama ia mengatakan kalu rincian “biaya tambahan “ itu
tidak ada, Seharusnya dari pihak universitas memberikan perincian yang jelas
sehingga tidak memunculkan buruk sangka dari kalangan mahasiswa.
Menggapi
argumen dari mahasiswa yang mengatakan bahwa kurang transparanya aliran dana
yang mengalir di Untan Jamalia pudek II Fakultas Ekonomi mengatakan “Seharusnya
mahasiswa yang ingin tahu semua informasi keuangan bisa langsung bertanya ke
kita,lagian dari kita kan tidak akan menutup-nutupi,” ia berkomitmen bahwa
pihaknya terutama dari pihak Fakultas tidak akan menutup-nutupi jika ada
mahasiswa yang ingin tahu aliran dana yang masuk atau pun keluar, “kan tidak
mingkin kalau kita memberitahukan setiap aktivittas keuangan yang sedang kita
gunakan.”tambahnya.
Harapan
yang merupakan keinginan untuk mencapai ketransparanan dari setiap mahasiswa
berbeda-beda sebut saja Vese, mahasiswi MIPA semester 7 “Seharusnya dari pihak
Universitas dan Dosen Akademik memberikan sosialisasi kepada mahasiswa sebelum
mengelola anggaran yang ada di Untan atau Fakultas,” lain pula dengan Wawan ia
adalah mahasiswa Teknik Arsitektur, dirinya berharap agar pihak Untan setelah
memiliki hasil Audit dari BPK di publikasikan
berharapanya yang lain adalah hasil audit atau pun semua laporan
keuangan Untan itu bisa di ketahui oleh semua mahasiswa, menurutnya publikasi
itu bisa melalui pers universitas,perpustakaan dan kalau bisa di bukukan dalam
bentuk jurnal sehingga semuanya jelas.
0 komentar:
Posting Komentar