Diluar masih gelap. 3 dari 5 alumni dan anggota
Miun sedang pulas tertidur walau digerayangi puluhan nyamuk di gedung Mata
Kuliah Dasar Umum (MKDU) ini. Pojok kanan bawah layar komputer yang sedang di
pakai untuk m
embuat tulisan ini terpampang pukul 03:29 AM. Hari ke- 4 bulan mei
2009 ini baru saja dimulai.
Ruang utama Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Untan terdengar
riuh rendah dengan nyanyian artis manca negara dari komputer lainnya. Suara
merdu tersebut hampir menutupi bunyi serupa mesin kapal laut dari komputer yang
sedang saya pakai ini.
LPMU di sana-sini sedang ”semak” di hiasi beraneka
barang yang berserakan. Baik
di lantai maupun di atas meja atau lemarinya bertaburan kertas. Kertas koran,
brosur barang pameran National IT Expo 2009 (NIX’09), botol air, tas, helm dan
lainnya yang tidak begitu dihiraukan penghuninya.
Juga ada dua orang yang telah mengambil posisi
tidur dengan nyaman. Yang pria penulis rubrik budaya di majalah edisi 5 Mimbar
Untan ini. Alumni yang di panggil Irek ini, di daulat sebagai manusia
terpanjang di LPMU. Ia akan berangkat lagi besok ke kapuas hulu untuk
menjalankan tugas atas pekerjaan yang diembannya.
Tak jauh dari irek, terbaring Eka yang menjabat
sebagai sekretaris umum di LPMU. Berkali-kali tidurnya terganggu pertanyaan tiba-tiba
dari layouter yang memerlukan beberapa data darinya. Dengan separuh
kesadarannya ia mencoba menjawab walau dengan satu atau dua kata saja.
Si Is, lay outer yang bertanya tiba-tiba tadi kini
sedang sibuk menata letak tulisan dan gambar yang diperlukan majalah ini.
Karyawan harian lokal itu sesekali menyandarkan kepalanya dikursi sambil
menimbang letak foto yang sedang digarapnya di halaman 44. Hanya saja
kinerjanya sering terhambat oleh komputer yang mudah ”heng” akibat banyak
mengidap virus komputer.
Nah, saya Sri yang telah dua tahun menjabat
sebagai pimred majalah edisi ini. Sesekali juga mengejutkan Bang Is dengan
intruksi-intruksi berkaitan tentang tata letak majalah ini.
Tiba-tiba terdengar suara azan dari masjid
terdekat. Waktu sungguh cepat berlalu. Kini di pojok kanan bawah komputer ini
sudah menunjukkan pukul 04:25. Untuk tulisan segini, ternyata memakan waktu
hampir satu jam. Mungkin karena sibuk mencuri-curi foto orang tidur dan
lingkungan sekitar, telah membuat membuang banyak waktu.
Tak etis rasanya jika belum menyinggung seorang
alumni yang sedang tertidur pulas di ruangan tertutup di belakang. Saya tidak
dapat masuk ke dalamnya. Karena dengan angkuhnya orang yang di panggil Yosh ini
menuliskan kalimat ”Staff Only” di pintu
ruangan pribadinya.
Pukul 09.37, Yosh baru saja keluar dari tempat
persembunyiannya. Karena kekurangan Layouter, ia pun dipaksa terlibat dalam
keredaksian. tugasnya khusus mendesain iklan.
Nita, Sang Ketua LPMU bersama Si Is dan Eka kini
tengah menonton drama asia. Sambil mendiskusikan tentang potensi iklan pada
majalah ini, sesekali mereka juga menelpon target yang hensak dimintai iklan
darinya
Tina, Kadiv Penerbitan tengah meninjau dan
mengedit opini-opini penulis. Sambil sesekali menanyakan bermacam-macam hal
tentang majalah yang telah masuk tahap lay out.
Pukul 11.23
datang pula Lia, bendahara umum miun ditengah-tengah kesibukan kami. Rupanya ia
membawa dua misi yakni menagih perbaikan laporan keuangan masing-masing divisi
dan menyelesaikan tugas kuliahnya yang akan di kumpulkan besok pagi.
Tak lama setelah kedatangan Lia. Datang pula
Iswandi, anggota baru yang dipercaya membuat beberapa karikatur tentang Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) dan Sungai kapuas. Walaupun pengerjaan karyanya terbilang
berhari-hari, tapi hal itu tidak percuma. Karena karikatur yang dikerjakannya
selalu mendapatkan pujian dari reporter dan layouter majalah.
Waktu beranjak sore. Lia masih berjibaku dengan
komputernya. Tina pun rupanya belum selesai mengedit beberapa tulisan alumni
LPMU. Eka kini sibuk membantu Tri mengeprint surat undangan Musyawarah Besar
(Mubes) ke-XI LPMU. Tri juga karikaturnis wanita di LPMU padahal ia termasuk
dalam kepanitiaan Mubes yang baru bergabung menjadi anggota LPMU.
Malam-pun tiba. Reporter rubrik kampus dan sastra
juga datang meramaikan suasana setelah hampir dua minggu ini tidak tampak
batang hidungnya. Ratih pun mulai bertanya-tanya tentang perkembangan majalah
ini.
Sekitar pukul 19.40 perut kami mulai keroncongan
lagi. Nita, Eka, Ratih, Sri Yosh telah mengelilingi hidangan yang telah dibeli
Nita dan Eka sebelumnya. Tak lama datang Jaya. Pria kelebihan berat ini
bukanlah anggota LPMU tapi sering menghabiskan waktunya di gedung ini bersama
kami. Ia ditugasi membeli Es batu sebagai pelengkap bubur kacang hijau yang
dimasak Eka.
Haripun berganti. Pojok kanan bawah monitor telah
menunjukkan 12:53. Nita yang sedari tadi membuat tulisan tentang radio, kini
telah berselimut merah diruang utama. Tidak jauh darinya duduk menonton TV bang
Is. Di komputer lainnya sudah ada Eka. Sedangkan Yosh telah kembali ke tempat
persebunyiannya seusai mendesain beberapa iklan.[]
0 komentar:
Posting Komentar