Thank's For

JALAN-JALAN MAUT, MEMATIKAN BOOO???


Oleh : Henny Kristina

 Tubuh kecilnya terbungkus kemeja dilapisi jaket biru  yang dipadu dengan jeans warna senada hari itu. Perban putih di pipi kanannya  masih menempel. Sementara kaki dan tangannya terlihat memar kemerahan. Sesekali ia meringis, raut wajahnya meregang. ”Saya jatuh dari motor waktu menuju ke Bengkayang,” kata Lien, nama gadis itu-perlahan.

Mahasiswi asal Ngabang itu baru saja pulang dari Karangan, tempat kemalangan itu terjadi. Dengan mengendarai sepeda motor, ia berboncengan dengan temannya menuju tempat penyelenggaraan acara kerohanian Retret di Bengkayang. Ia berangkat dari Pontianak pukul 05.30 WIB. Dengan kecepatan 40 km/jam ia mulai perjalanan itu yang memakan waktu sekitar 2 sampai 2,5 jam bersama teman-temannya.
Menurut ceritanya, kondisi jalan di sana (Karangan-red) sangat memprihatinkan. Sepeda motornya pun diperlambat karena banyak sekali terdapat lubang yang digenangi air. Perjalanan sempat terhenti dua kali dikarenakan ban sepeda motor  yang bocor.
Setelah menambal ban, perjalanan kembali dilanjutkan, karena mesti berpacu dengan waktu acara yang nyaris dimulai. Namun, tak disangka nasib naas menimpa dirinya. Berniat menghindari lubang tapi gagal, malah ia terjungkal jatuh dan mesti dilarikan ke Rumah Sakit. Sayangnya saat itu, tak satu pun kendaraan yang lewat. Sambil merintih kesakitan menahan pedih luka di wajahnya. ”Di sana tidak ada rumah penduduk karena masih berupa hutan belantara. Setelah cukup lama menunggu, akhirnya ada truk yang bersedia mengantarkan ke Rumah Sakit terdekat,” kenang mahasiswi Fakultas Hukum Untan ini. Tak dinyana lagi kenang-kenangan yang diperolehnya dari kejadian itu, pipinya mendapat empat jahitan akibat koyak terkena aspal.
Nasib serupa juga pernah dialami oleh Bujang (41), supir bis antar kota yang telah 30 tahun menekuni pekerjaannya.  Dia mengatakan selama menjadi supir merasakan terperosok ke dalam lubang, tergelincir bahkan sampai bis terbalik sudah merupakan hal biasa. Hampir seluruh daerah di Kalbar seperti Sintang, Ketapang, Putusibau, Entikong pernah dilewatinya. Dikatakannya daerah Sandai (Kabupaten Ketapang) hampir 90% adalah tanah, sehingga jika musim hujan perjalanan bisa memakan waktu 2 hari.
Dengan memasang raut wajah sendu ia berbagi pengalamannya kepada MIUN saat memacu bisnya menuju Sandai. Ketika itu sedang musim hujan, jadi jalan di daerah yang berupa tanah kuning itupun becek.  ”Ndak mampu rasanya bawa bis dengan jalan kayak gitu, waktu itu sampai 2 hari di jalan,” bebernya. Tergelincir, terperosok adalah hal biasa walau di hatinya ada perasaan khawatir akan keselamatan penumpang. ”Saya sih udah biase tapi orang laen tu yang ketakutan,” katanya dengan logat khas melayu.  Jika sudah seperti itu yang dapat dilakukan hanya berusaha menenangkan para penumpang dan menyupir dengan hati-hati.
Lain lagi ceritanya waktu ia hendak berangkat ke Putusibau. Jalan yang berlubang sempat membuat kaca-kaca bis pecah, akibat terperosok ke lubang hingga bis pun terbalik.  ”Lubangnya besar sampai setengah bis,” katanya. Beruntung tidak ada korban jiwa saat itu, hanya ada beberapa penumpang yang terluka.
Bujang yang tinggal di Siantan ini mengatakan jika bis sudah terperosok ke lubang, cara yang ampuh untuk menarik bis adalah dengan cara di rol melalui kendaraan berat. Di bagian depan dan belakang ban yang terperosok ditancapkan dua kayu yang menjadi landasan ban untuk keluar dari lubang. Kemudian tali diikatkan di bagian depan bis yang terperosok lalu diikatkan juga pada mobil penarik. 
Kalau sudah seperti ini, saat pulang ke Pontianak bis langsung dimasukkan ke bengkel untuk di service. Masih dari penuturannya juga, biaya service untuk satu unit bis mencapai 600 ribu sampai 3 juta rupiah, jika kondisi nya rusak parah.  ”3 juta itu kalau transmisi dan gardannye rusak,” keluhnya.
Wajahnya menerawang kala mengingat pernah ada penumpang yang meninggal karena tertimpak bis yang terbalik. ”Sedih melihat orang-orang yang meninggal ketimpa bis,” ujarnya.
Bujang yang memulai pekerjaannya dari usia 12 tahun, mengharapkan pemerintah memperhatikan kondisi jalan di daerah yang sangat memperihatinkan. ”Jangan sampai membahayakan orang laen,” pesannya.

Tingkat kecelakaan meningkat
Berdasarkan data Polda Kalbar, terjadi peningkatan kecelakaan lalu lintas sepanjang 2006 hingga 319 persen. Tahun 2005 laka lantas yang terjadi sebanyak 274 kasus. Jumlah ini meningkat pada 2006 menjadi 1.149 kasus. Jumlah korban yang meninggal, luka berat dan luka ringan akibat laka lantas juga mengalami peningkatan. Korban meninggal dunia dari 237 orang menjadi 389 orang, meningkat sebesar 64,14 persen. Korban luka berat dari 150 orang menjadi 437 orang, meningkat sebanyak 191, 33 persen. Sementara korban luka ringan meningkat sebanyak 616,24 persen dari 197 orang menjadi 1.411 orang.
Pada awal tahun 2006, Kalimantan Barat untuk triwulan I dibanding dengan triwulan sebelumnya tahun 2005 telah terjadi peningkatan kecelakaan lalu lintas sebanyak 61%. Di triwulan I tahun 2005 terjadi 78 jumlah kecelakaan, sementara triwulan I tahun 2006 naik menjadi 204 kasus kecelakaan.
”Data ini yang didapatkan tiap tiga bulannya.  Namun saya khawatir ada Polres tidak melaporkan kepada saya,” kata Gustav Leo, Kasubdit Bin Gakkum Polda Kalbar.   
   

TAHUN 2005
TAHUN 2006
JML LK
MD
LB
LR
JML LK
MD
LB
LR
274
237
150
197
1.149
389
437
1.411

            Sumber data: AP Post
Ket:  JML LK : jumlah laka (kecelakaan lalu lintas)
         MD        : meninggal dunia
         LB          : luka berat
         LK          : luka ringan

Sementara data yang dikeluarkan Poltabes Pontianak, untuk kota Pontianak dalam kurun waktu 5 bulan dari Januari sampai Mei tahun 2006 terjadi 5 kasus kecelakaan akibat jalan rusak. Bahkan ada yang sampai memakan korban jiwa. Kecelakaan tersebut biasa terjadi di Jalan Tabrani Ahmad, Jalan Danau Sentarum, Jalan Ampera, daerah Sungai Rengas, dan jeruju besar.  ”Jalan rusak bisa mempengaruhi tingkat kecelakaan,” kata Iptu Haryanto, Kanit Laka Poltabes Pontianak. 
Haryanto menambahkan pihaknya melalui Dikmas Lantas sudah memberitahukan kepada pemkot mengenai kasus kecelakaan yang terjadi akibat jalan rusak akan tetapi jawabannya kurang memuaskan. ”Jawaban mereka terbentur pada masalah dana,” bebernya pada MIUN. [][end]

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan