Thank's For

Tampilkan postingan dengan label Kampus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kampus. Tampilkan semua postingan

Antara Istana Rektorat dan Gubuk Mahasiswa


Kemegahan gedung rektorat Universitas Tanjungpura yang berisikan para pejabat universitas, mulai dari rektor, pembantu rektor hingga staf-stafnya memang melambangkan kebesaran Untan. Ditambah lagi taman yang indah serta terawat di depannya memang dibutuhkan sebagai wajah dari untan dan pencitraannya. Gedung berwarna putih dan berlantai tiga itu, memang berbanding terbalik jika

Piknik Comdev dengan Dana Subsidi Silang

Ombak menggulung berkejar-kejaran membersihkan kotoran pantai di atas pasir  dan akhirnya meninggalkan buih-buih putih di tepiannya. Di sekitar itu juga tampak beberapa bebatuan yang tidak tersusun rapi  di atas kuningnya pasir. Ditambah dengan  suara riuh gesekan dedaunan yang dihembus angin laut lazimnya kebingaran di pantai. Begitulah suasana pantai Pasir Panjang II Singkawang yang diramaikan oleh   sekelompok mahasiswa yang berbaris menghadap laut.  Meskipun hujan, semangat mereka  t

Hubungan Bilateral Hasilkan Bantuan Buku


Era globalisasi yang berkembang pesat menyebabkan setiap individu harus mampu bersaing untuk hidup. Salah satunya adalah pelaku dunia pendidikan terutama peserta didik khususnya mahasiswa. Mahasiswa diharapkan mandiri dalam proses penggalian ilmu. Oleh karena itu, dalam rangka peningkatan mutu pendidikan mahasiswanya, Untan mengadakan hubungan bilateral dengan Kedutaan Amerika dengan maksud menjalin silaturahmi.
Hubungan yang dilakukan dengan via e-mail ini berbuah hasil. “komunikasi kita hanya lewat internet saja, agar tidak terlalu repot,”ujar Thamrin Usman, Rektor Universitas Tanjungpura. Hasil dari hubungan antarnegara itu, Untan menerima sejumlah sumbangan buku dari pihak Amerika. Buku yang didatangkan 12 Juni lalu itu meliputi semua bidang yang berkaitan dengan kesembilan fakultas yang ada di Untan. “Buku yang berjumlah delapan ribu eksemplar itu semuanya menggunakan bahasa Inggris karena bahasa Inggris merupakan bahasa pergaulan Internasional ”, jelas Stella Prancisca, S.Pd., M.Pd., pengelola American Corner.
Thamrin Usman mengatakan bahwa buku-buku yang dihibah oleh SABRE Foundation ini, akan menutupi kekurangan Untan akan buku-buku referensi. “Saya berharap dengan adanya buku-buku ini mahasiswa mampu memperoleh pengetahuan tidak hanya dari satu sumber saja melainkan dari banyak sumber dan agar Untan lebih baik kedepannya dengan lulusan yang bisa diandalkan ”. Tambah orang nomor satu Untan ini
Pihak Untan secara khusus berniat mendirikan sebuah ruangan di Untan guna membentuk SABRE FOUNDATION CORNER, yaitu lokasi penyimpanan buku sumbangan dari Amerika ini. Buku-buku ini diperuntukan kepada seluruh mahasiswa Untan sehingga tidak ditempatkan ke fakultas-fakultas.
“ Saya merasa senang atas berita kedatangan buku dari Amerika ini, karena bermanfaat bagi kita mahasiswa untuk menambah wawasan ”, ujar Marsiana Irawati, mahasiswi Fekon Manajemen 2011 ini saat ditemui di American Corner.
Perlunya sosialisasi untuk buku-buku dari American Corner untuk Untan sangat penting karena sebagian mahasiswa tidak mengetahui informasi tersebut. “ Tak semua mahasiswa mengetahui berita pendatangan buku dari Amerika ini. Untuk itu, perlu sosialisasi ke seluruh mahasiswa guna pemanfaatan sarana ini ”. Ujar Megawati, mahasiswa Akutansi 2011 Fakultas Ekonomi.
Dilain tempat ketua BEM Fakultas Hukum, Aldino Akbarinaldi mengatakan apresiasinya terhadap bantuan buku dari Amerika tersebut. “Walaupun menggunakan bahasa inggris, buku yang dihibahkan harus kita manfaatkan dengan baik. Jika tidak mengerti, kita bisa memanfaatkan American Corner, dan sarana yang sudah sangat canggih”. Ujar Aldino.
Lain halnya yang diungkapkan Firdaus,mahasiswa Fisip 2010. “Walau saya sendiri belum melihat buku tersebut, saya akan berfikiran positif karena sangat baik untuk mahasiswa belajar bahasa inggris dan tentu saja buku- buku itu sangat mendukung untuk refensi mahasiswa. Mahasiswa tidak boleh pesimis, karena kita kini dituntut menjadi mahasiswa yang go internasional. Maka dari itu harus bisa berbahasa internasional khususnya bahasa inggris agar mampu bersaing dan berkembang serta sadar dan pandai memilah pola pikir atau doktrin dari isi buku itu apakah positif atau negatif”. Ujar Firdaus.
Firdaus juga menambahkan bahwa mahasiswa harus kritis terhadap hal di lingkungan akademik atau pun lingkungan ilmiah, apakah akan dijadikan sebagai sarana penelitian atau sebagai pengalihan isu semata. Selaku mahasiswa yang produktif harus tahu informasi, jangan seperti katak dalam tempurung, tinggal mau maju ke depan atau mundur ke belakang.
Ketika ditanya mengenai harapan, Thamrin mengatakan, “saya berharap selain untuk menambah referensi serta perbendaharaan buku di Untan, mahasiswa juga dapat memanfaatkan dengan baik fasilitas yang diberikan agar kelak mahasiswa keluaran Universitas ini bisa diandalkan tidak hanya disatu bidang melainkan disegala bidang”.

Mutu Pendidikan Kalbar Saat Ini

Kurang lebih 1 bulan yang lalu masyarakat Kalimantan Barat telah selesai menggelar pesta demokrasi, yaitu pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur Kalbar periode 2013-2018. Berbagai persiapan telah dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daera (KPUD), mulai dari persiapan kampanye hingga perhitungan suara. Empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur telah “berlaga” dipesta lima tahunan ini.
Harapan kita selaku masyarakat Kalbar ialah siapa pun yang terpilih dan dipercayakan untuk memimpin Kalbar lima tahun ke depannya,

Gerbang Untan Solusi Keamanan Kampus?

“Pihak universitas berancana membuat Gate/ gerbang guna menertibkan arus keluar masuk dari dan menuju Untan. Dengan demikian diharapkan pengontrolan dan pengawasan dapat dilakukan dengan lebih terpusat karena cukup dengan mengawasi beberapa pintu masuk.”

Marjer ilmu tanah dan Agronomi pertanian

Tahun 2009 merupakan awal terbentuknya Program Study Agroteknologi yang di percayakan kepada Yustina sebagai ketua Prodi. Pembantu dekan Sutarman menyatakan seharusnya prodi ini sudah terbentuk sejak tahun 2007 sesuai dengan SK Dikti DPN/No 163/Dikti/Kep/2007 tentang Penataan dan Kodifikasi Program Study Pada perguruan tinggi yang di adakan di Nusacendana Perguruan tinggi Kupang yang di hadiri oleh seluruh Dekan Fakultas Pertanian dan Kehutanan se Indonesia. Dari pertemuan ke-9 ini Universitas Tanjungpura pontianak akan menjadi tuan rumah untuk pertemuan Dekan Pertanian dan kehutanan se Indonesia tapi kapan itu saya juga kurang pasti yang jelas di tahun 2010 ini.

Lapangan 3 in 1 FKIP Universitas Tanjungpura Wujud Pengabdian Kepada Kampus.

Oleh:Jumardi Budiman

Tidak lama lagi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untan akan memiliki tambahan sarana olahraga berupa lapangan olahraga 3 in 1 yakni lapangan futsal, lapangan voly dan lapangan basket.

Lapangan ini dibuat oleh mahasiswa non reguler sebagai aplikasi dari program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM). “Pembuatan lapangan ini sebagai tindak lanjut dari konsep kampus dalam taman yang di cetuskan oleh dekan,” kata M.Basri selaku sekretaris unit KKM FKIP. Adapun untuk target waktu penyelesaian pembuatan lapangan tersebut, beliau belum bisa memastikan apakah ini termasuk dalam program jangka pendek atau jangka panjang karena hal itu sangat tergantung dari besar dana pembuatan yang berasal dari mahasiswa.

Basri menambahkan bahwa dana tersebut sepenuhnya dikelola oleh mahasiswa itu sendiri. Saat ditanya tentang jumlah dana yang terkumpul, ia enggan untuk menyebutkan angka pasti.

Dijelaskan oleh M.Basri, bahwa pihaknya telah menyediakan tiga model atau kelompok kerja. Model pertama, mahasiswa bekerja setiap hari dari Senin sampai Jumat. Model kedua, hanya bekerja Sabtu dan Minggu pada waktu pagi atau sore, dan model yang terakhir mahasiswa bekerja Sabtu dan Minggu setiap pagi dan sore. Semua model ini memiliki jumlah jam kerja yang sama yakni 122 jam dengan intensitas 22 kali pertemuan.

Pemilihan model pekerjaan ini tergantung dari kebutuhan dan kemauan mahasiwa sendiri, kalau memilih model yang pertama, maka otomatis pekerjaan akan cepat selesai dan kalau memilih model yang kedua atau ketiga, maka waktu pengerjaannya juga akan lama. ”Yang jelas, jumlah jam kerjanya sama rata”, tandas M.Basri.

Ketika dikonfirmasi tentang adanya keluhan mahasiswa tentang pembagian kerja, ia mengatakan itu hanya kesalahpahaman karena pada saat pembekalan sebelum kegiatan KKM, mahasiswa diberi kebebasan untuk memilih model kerja yang ditawarkan oleh unit pengelola KKM.

Sedangkan menurut Agus Syahrani selaku Staff Unit pengelola KKM FKIP Untan, kesalahpahaman itu terjadi karena antar kelompok kerja itu tidak pernah saling bertemu dan bekerja dalam waktu yang bersamaan sehingga ada beberapa mahasiswa yang mengganggap kelompok lain tidak bekerja

Adapun masalah pendanaan, ia sepakat dengan M.Basri, bahwa pengelolaan dana itu diserahkan sepenuhnya kepada mahasiswa. ”Semua dana yang dikumpulkan dari mahasiswa itu dikelola sendiri oleh mahasiswa, dari mulai pembelian bahan, penyewaan alat konstruksi sampai membayar tukang untuk pengecoran, dan kalau tidak selesai tahun ini bisa dilanjutkan oleh kelompok KKM tahun berikutnya,” tandasnya.

Salah satu mahasiswi non reguler jurusan P IPS angkatan 2005, Linda, mengatakan bahwa setiap mahasiwa dikenakan biaya sekitar 300 ribu dan diserahkan dan dikelola oleh ketua kelompok yang juga berasal dari kalangan mahasiswa. Setiap kelompok mendapat tugas dan waktu pengerjaan yang berbeda.

Ia juga berharap agar lapangan ini dapat segera dirampungkan sehingga bisa dapat dimanfaatkan demi menyalurkan minat dan bakat mahasiswa FKIP Untan dalam bidang olah raga. ”Kami berharap semoga lapangan yang dibuat tidak sia-sia dan dapat bermanfaat bagi mahasiswa” ujar Linda.

Lapangan ini sendiri akan dihibahkan oleh kelompok KKM mahasiswa non reguler kepada pihak fakultas untuk kemudian dikelola dan dimanfaatkan oleh seluruh mahasiswa FKIP Untan baik reguler maupun non reguler.

Kondisi lapangan tersebut sampai saat ini masih berupa fondasi dasar yang masih kasar dan terdapat beberapa keretakan akibat pengecoran yang belum sempurna dan cuaca yang tidak menentu.

Ketika OSPEK Dihentikan-Universitas Tanjungpura

 Ketika OSPEK Dihentikan

Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) ataupun kegiatan yang selama ini kita kenal dengan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK), merupakan salah satu kegiatan tahunan yang bagi sebagian mahasiswa baru merupakan momok menyeramkan, dan di satu sisi merupakan kegiatan menyenangkan yang ditunggu-tunggu bagi para mahasiswa senior. Kegiatan tahunan Universitas Tanjungpura (Untan) ini di prakarsai sebagai ajang pengenalan dan pengakraban diri terhadap dunia kampus, yang merupakan hal baru bagi para mahasiswa baru. Namun bagaimana jika OSPEK Untan tahun 2009 ini ditiadakan?

Fasilitas Untuk Fisip


Sistem pendidikan di Universitas Tanjungpura ( Untan ) sudah megalami kemajuan yang cukup pesat, namun semua itu tidak didukung dengan ketersediaan dan kelayakan fasilitas-fasilitas yang ada di dalam setiap Fakultas. Masih kurangnya ketersedian fasilitas yang dapat mendukung proses belajar-mengajar disetiap Fakultas akan berdampak pada kenyamanan dan antusias mahasiswa dalam belajar. Salah satunya fasilitas yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip). Seperti masih kurangnya fasilitas ruangan kelas, dan fasilitas penunjang proses belajar-mengajar, diantaranya Infokus, dan AC.

Beberapa keluhan dari mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) mengenai sarana dan prasarana dikampusnya semakin terdengar baik dari segi ruang, alat pendukung dan kenyamanan dalam proses belajar. “Sarana di kampus Fisip itu sendiri sudah lengkap namun kurang memadai dan terawat contohnya saja lab komputer, komputernya sih banyak tapi kalau jaringan internetnya kurang memadai, begitu juga dengan ruang kelas ada beberapa kelas yang kalau hujan atapnya bocor sehingga mengganggu kenyamanan saat belajar”, ungkap mahasiswa ilmu administrasi negara ini .

Selain sarana dan prasarana kampus yang masih kurang, masalah keamanan juga perlu ditingkatkan. “Satpam di kampus itu cuma ada satu dan itu pun sudah tua , namanya pak Madun, karena sudah cukup umur dan cuma sendiri ,jadi kurang awas dalam menjaga kampus sehingga kampus setiap hari ada kehilangan helm terus terutama jam siang” ungkap Hikman lagi .

Salah satu mahasiswi prodi Ilmu politik juga angkat bicara mengenai insfrastruktur kampusnya . Ia mengatakan prasarana dikampusnya masih belum maksimal. “Contoh simple saja di toilet, airnya kurang dan bahkan tidak mengalir dan juga kaca-kaca banyak yang sudah pecah. laboratorium komputer juga banyak yang rusak “ ungkap gadis cantik yang bernama Eparia.

Di satu sisi , mengenai perpustakaan fisip itu sendiri, persediaan bukunya masih belum lengkap sehingga sulit jika ingin mencari tugas. Moctaria, selaku Dekan Fisip mulai menanggapi hal tersebut.“Fasilitas fisip dari segi perkuliahan sudah memenuhi standar minimum dan sudah termasuk layak dan mencukupi hanya saja perlu ditingkatkan terutama dalam kegiatan pembelajaran mengenai ruang kuliah atau jumlah mahasiswa sudah mencukupi, begitu juga mengenai sarana seperti infokus, taman bacaan sudah tersedia tetapi perlu penambahan dan perbaikan “ ujarnya sambil teresenyum .

Selain sudah memenuhi standar minimum, Mochtar juga mengakui ada beberapa kekurangan yang ada dalam Fisip itu.“Memang masih kurang sarana dan prasarana di Fisip tersendiri contohnya dalam penambahan ruang kelas, kapasitas laboratorium komputer, multimedia, dan tata ruang perpustakaan yang masih perlu dibenahi tetapi sudah ada permohonan pengajuan untuk hal itu, meski masih ada kendala dengan persetujuan dari tingkat Universitas dan itu berkenaan dengan manajemen perencanaan keuangan, jadi belum tentu apa yang diajukan terealisasikan“, jelasnya

Selain itu Beliau mengunggapkan akan ada program baru dalam waktu dekat ini , yaitu penambahan jurusan Ilmu Komunikasi. “Pada tahun ini Ilmu Komunikasi akan Konsentrasi dibawah jurusan Ilmu Adminisrasi, program ini disiapkan di lab Multimedia dan proses pengajuan sudah selesai.“ ungkapnya Mochtar . [Tiwi]

PENDIDIKAN APA KABARMU?


“Saat ini sedang terjadi mall praktek atau flu burung pendidikan,” kata Dr. Aswandi, dosen FKIP Untan, dalam sebuah lokakarya pendidikan bertema “Demokratisasi Pendidikan Untuk Demokrasi Damai”, di Hotel Merpati, beberapa waktu lalu. Memang saat ini,  praktek penyelenggaraan pendidikan sedang menghadapi kritik dari para pakar. Tulisan ini adalah beberapa poin yang disampaikan Aswandi dalam lokakarya tersebut.

Untan Miliki 64 Prodi (Civitas 59)


Universitas Tanjungpura (Untan) memiliki 64 program studi ( Prodi ), ada beberapa prodi yang belum terakreditasi, terutama prodi yang baru, dan prodi lama yang telah habis masanya, tapi sebagian besar telah terakreditasi. Secara garis besar dari semua proram studi yang terakreditasi, kebanyakan adalah “B” dan “C”.

1.470 Mahasiswa Untan Diwisuda

Sebanyak 1.470 mahasiswa Untan diwisuda, Sabtu (27/2), kemarin di auditorium Untan. Angka tersebut merupakan angka terbanyak dari tahun-tahun sebelumnya, baik yang Diploma, S1, dan program pasca sarjana.

LPM Untan, Dulu, Kini, dan Mendatang: Sebuah Catatan perkembangan LPM Untan

LPM Untan, Dulu, Kini, dan Mendatang: Sebuah Catatan perkembangan LPM Untan

Oleh: Heriyanto Baca Selengkapnya tentang penulis

Suatu hari di penghujung April, bangunan aula di pojok utara Universitas Tanjungpura yang terletak persis di jalan Imam Bonjol, tampak ramai. Sejumlah mahasiswa hadir di dalam ruangan itu. Di dalamnya terbentang spanduk yang bertuliskan: “MUBES I LPM UNTAN: Mempertajam Profesionalitas Insan Persma Demi Percepatan Proses Transformasi”. Di pojok kanan paling bawah tertulis tanggal 25 April 1999. Bangunan yang masih satu atap dengan magister ilmu hukum untan itu menjadi saksinya. Sejak saat itu, sejarah baru perkembangan pers mahasiswa di Universitas Tanjungpura dimulai.
Hari itu, menjadi sejarah berdirinya Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Tanjungpura atau disingkat LPM Untan, lembaga pers mahasiswa pertama di Kalbar. Mursalin- kini bekerja sebagai redaktur di Harian Pontianak Post- terpilih sebagai ketua umumnya. Mursalin adalah satu dari beberapa penggerak berdirinya LPM Untan.

Pesona Universitas Tanjungpura Dalam SNMPTN



Perjalanan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau yang lebih dikenal dengan SNMPTN, kini telah usai. Selama dua hari berturut – turut, yang dimulai dengan hari Selasa dan Rabu, tanggal 12 - 13 Juni 2012, seluruh Universitas Negeri di Indonesia menjalankannya secara serentak, tak terkecuali dengan Universitas Tanjungpura Pontianak. Kali ini, Untan yang merupakan Universitas Negeri satu – satunya di Pontianak, boleh berbangga hati karena dari tahun ke tahun jumlah peserta yang daftar semakin meningkat, demikian juga dengan tahun 2012 ini, tercatat ada 10.434 peserta terdaftar yang mengikuti ujian SNMPTN tahun ini. Hal ini bukanlah jumlah yang sedikit apalagi mengingat jumlah mahasiswa yang nanti akan lulus dan terdaftar tidak akan mencapai setengah dari nominal tersebut.

Gerbang Untan Solusi Keamanan Kampus


Edisi 57

Oleh: Marikun & Meydi
Rektorat Untan berencana membuat pintu gerbang guna menertibkan arus keluar masuk dari dan menuju Untan. Selama ini keamanan di lingkungan kampus dirasa sangat buruk. “Kami berharap semakin sedikit pintu masuk semakin mudah pengontrolan. Terutama setelah  aktivitas proses belajar mengajar akademik selesai, sehingga memudahkan untuk pengawasan keamanan di lingkungan Untan. Kami akan menutup pintu gerbang setelah kegiatan akademik selesai,” ujar Pembantu Rektor IV Iqbal Arsyad.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan